Empat Kelas Rawan Ambruk

Empat Kelas Rawan Ambruk

\"\"Belajar di Lantai Perpustakaan, Baru Diperbaiki November KADIPATEN - Sejak tahun 1975, empat ruang kelas SDN 5 Karangsambung Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka tak kunjung mendapat bantuan. Padahal, sekolah tersebut sudah berupaya mengajukan bantuan kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Majalengka. Dari penantian selama 35 tahun, akhirnya empat kelas SDN 5 Karangsambung mendapatkan bantuan dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Majalengka. Itu pun didapat dengan instan dalam pembahasan Senin malam (24/10). Kemarin (25/10), Radar  mencoba mendatangi sekolah tersebut. Menurut Kepala Sekolah SDN 5 Karangsambung, Maman Rohmat, sudah dua tahun empat kelas di sekolahnya menderita kerusakan. Bentuk fisiknya adalah tembok yang rusak, atap bocor, kayu sudah rapuh, dan sejumlah genteng yang ambruk. Kalau kondisi ini dibiarkan, katanya, keempat kelas bisa mengancam nyawa siwa-siswi yang sedang belajar. ”Dari empat kelas itu, hingga sekarang tiga kelas digunakan untuk belajar. Yang terparah cuma satu kelas dan tidak dipakai belajar. Tiga kelas yang dipakai sungguh menghawatirkan sekali kalau gedungnya ambruk. Orang tua siswa juga banyak yang mengusulkan untuk direhab karena ketakutan ambruk bangunannya,” jelasnya. Soal jenis bantuan yang didapat, Maman menegaskan bahwa Disdik Kabupaten Majalengka menggelontorkan Dana Percepatan Pembangunan Intruksi Daerah (DPPID). Sebelumnya, katanya, SDN 5 Karangsambung mengajukan anggaran rehabilitasi sekolah yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Sedangkan untuk besarnya dana dari Disdik Kabupaten Majalengka melalui DPPID sebanyak Rp80 juta/kelas. Kalau ditotalkan, jumlahnya untuk empat kelas sebanyak Rp320 juta. ”Pengerjaannya mulai dilakukan pada awal November 2011. Baru Senin malam (24/10) kami mendapatkan kabar cairnya dana DPPID dari Disdik,” ulas Maman. Ketika ditanya bagaimana proses belajar mengajar selama dua tahun karena ruang kelas yang rusak, Maman memindahkan siswa-siswi ke ruang perpustakaan. Caranya, siswa-siswi ditempatkan di teras perpustakaan. ”Mau bagaimana lagi? Selama satu ruang kelas rusak itu, siswa-siswi ditempatkan di tempat aman. Sedangkan yang tiga kelas masih tetap belajar. Itupun sangat mengkhawatirkan sekali. Takut roboh,” jelas dia. Lebih jauh Maman menerangkan bahwa sebelum mendapatkan persetujuan Disdik soal cairnya bantuan DPPID, dirinya sempat menerima tawaran bantuan dari Polsek Kadipaten berupa dana CSR. Namun, karena Disdik Kabupaten Majalengka sudah menyetujui dana rehab bersumber dari DPPID, maka bantuan dari Polsek tersebut ditangguhkan. ”Rencananya hari ini (kemarin, red), akan dibongkar lalu direhab lagi oleh Polsek. Tapi karena ada bantuan itu, ahirnya tidak jadi,” tuturnya. Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Kadipaten Daman Rohman menegaskan kalau alokasi dana yang ditujukan kepada SDN 5 Karangsambung berbenturan dengan dana lain, sehingga terjadi miskomunikasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Majalengka. ”Kami tidak tahu info bantuan dari Disdik cair. Baru tadi malam (kemarin malam, red) kami baru dikasih tahu oleh Disdik,” ujarnya. Sementara, Kadisdik Kabupaten Majalengka H Sanwasi MM mangaku baru memberi kabar kepada SDN 5 Karangsambung soal bantuan rehabilitasi kelas. ”Sudah diberi mandat sejak lama. Mereka baru dikasih kabar,” singkatnya. Kapolsek Kadipaten, Kompol Wagyono berterima kasih atas rencana cairnya dana rehabilitasi dari Disdik Kabupaten Majalengka. Namun, dia tetap akan terus mendorong terhadap jalannya proses perbaikan. ”Sebetulnya dana CSR itu merupakan instruksi dari Polda dan Polri. Di mana kalau ada sekolah yang butuh bantuan, maka harus dibantu. Seperti yang dialami SDN 5 Karangsambung. Tapi karena Disdik sudah menyatakan akan merehab, maka saya berterima kasih,” kata dia. (mid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: